Wahai hidup
Dulu aku pernah berjanji
Suatu saat akan kubuka tirai yang selama ini membuat engkau begitu pemalu
Tirai yang selama ini membuat otakku selalu bekerja keras
Memikirkan apa yang kau takdirkan kepadaku esok hari
Wahai hidup
Tidakkah engkau mengetahui
Sifatmu yang pemalu itu membuatku jadi bermuka dua
Memelas-melas minta kebaikan kau anugerahkan kepadaku
Tetapi segera mencaci
Begitu kegagalan terus-menerus diderakan padaku seiring berjalannya sang waktu
Wahai hidup
Bukankah engkau pernah berjanji kepadaku untuk memberikan sebilah pisau tajam
Biar aku bisa koyak tirai yang menutupi dirimu selama ini
Biar aku bisa lihat apa yang kau rencanakan kepadaku di balik tirai itu
Wahai hidup
Mengapa engkau tidak kunjung memberikan pisau itu
Mengapa juga aku tidak kunjung bisa menemukan pisau itu
Atau aku memang tidak bakal pernah bisa mendapatkan pisau itu
Wahai hidup
Engkau memang sungguh pemalu
Pisau untuk membuka tiraimu itu pun kau sembunyikan
Aku tahu kau memang ingin membuatku bekerja keras seumur hidup
Suatu saat pasti kutemukan pisau itu dan kukoyak tiraimu